Support

Sabtu, 08 September 2012

Humor Mahatma

Mahatma Gandhi terkenal dengan kecerdikan dan humornya yang tinggi. Gandhi memiliki kapasitas tak terbatas untuk tertawa. Dia menyenangkan setiap orang yang ada di sekitarnya dengan menciptakan humor dari percakapan sehari-hari. Tapi rasa humornya tidak pernah menimbulkan sinisme atau merendahkan orang lain. bahkan Lord Mountbatten, raja muda Inggris di India, memberinya penghargaan atas rasa humornya, dan menyebut Gandi sebagai seorang yang patut dicintai dengan sikap manusia yang hangat.

Tak diragukan, rasa humor ini membuat ia tetap muda, gembira dan penuh semangat bahkan selama dalam tahun-tahun sulit dalam perjuangan kemerdekaan India.

Pada tahun 1931 Gandhi pergi ke London untuk menghadiri Konferensi Meja Bundar sebagai wakil satu-satunya dari Congres India. Disamping keseriusan perundingan itu, ia tidak pernah kehilangan kemampuannya untuk meringankan suasana. Seorang mantan anggota Angkatan Laut Inggris mendekatinya untuk meminta tanda tangan. “Berapa anak anda?” tanya Gandhi. “Delapan, Tuan. Empat putra dan empat putri.”, jawab yang ditanya. “Saya punya empat putra”, kata Gandhi, “jadi saya dapat berlomba lari setengah lapangan dengan anda.” jawaban ini menimbulkan tawa pada para peserta konferensi.

Satu kali, Dr. B.C. Roy dipanggil ke Kolkata untuk mengobati Gandhi yang sedang sakit. Ketika dokter ini tiba, Gandhi bertanya kepadanya: “Apakah anda juga akan mengobati empat ratus juta orang India secara gratis, seperti anda mengobati saya dengan cuma-cuma?” Dr. Roy menjawab: “Tidak, saya tidak akan mengobati semua orang dengan cuma-cuma. Saya tidak datang kesini untuk mengobati Tuan M.K. Gandhi, tapi saya datang kesini untuk mengobati seseorang yang bagi saya mewakili empat ratus juta orang India. Dan dengan mengobatinya saya mengobatinya empat ratus juta orang India.” Gandhi ‘kena batunya’ dan berkata sambil tertawa : “Anda bicara seperti pengacara kelas satu di pengadilan negeri...”

Satu kali Gandhi diundang ke London oleh seorang sahabatnya, Muriel Lester. Gandhi menolak undangan dengan berkata : “Terima kasih telah meminta saya datang, tapi saya pikir saya tidak memiliki sesuatu untuk diajarkan kepada rakyat anda disana.” Lester segera menjawab : “Well, saya tidak mengharapkan kedatangan anda ke London untuk mengajari mereka sesuatu. Tapi saya pikir akan sangat baik bagi anda untuk datang dan belajar sesuatu dari mereka.” Mendengar jawaban ini Gandhi tertawa terbahak-bahak.

Suatu kali seorang pelukis mengirimkan sket wajah Gandhi untuk meminta tanda tangannya. Gandhi mengembalikan sket itu dengan pertanyaan: “Siapa orang buruk ini yang secara keliru telah anda pilih sebagai model?”

Ketika mengunjungi Santiniketan, Gandhi diantar oleh Rabindranath Tagore ke sebuah ruangan yang telah dihiasi dengan baik dan mengatakan inilah ruangan dimana Gandhi tidur selama kunjungan di Santiniketan (sekolah yang dikelola oleh Tagore menurut metode yang ia ciptakan sendiri). Ketika melihat ruangan itu Gandhi segera berteriak: “Mengapa membawa saya ke kamar pengantin ini? Dimana mempelai wanitanya?”

Tagore menjawab : “Santiniketan, ratu hati kita yang selalu muda akan menyambut anda.”

“Tapi pasti dia tidak akan perduli melihat orang tua miskin yang ompong seperti saya ini.” Kata Gandhi.

“Tidak, ratu kita mencintai Kebenaran dan memujanya selama bertahun-tahun,” kata Tagore.

“Kalau begitu masih ada harapan bahkan bagi seorang tua ompong,“ jawab Gandhi.

Masih di Inggris. Uskup Birmingham, yang menemui Gandhi selama kunjungannya di Birmingham tahun 1931, memberikan pujian tinggi terhadap sains dan mesin, yang katanya, membebaskan manusia dari kerja tangan yang berat sehingga memungkinkan manusia menggunakan seluruh atau sebagian besar waktunya untuk karya intelektual. (Sebagai mana diketahui Gandhi mengkampanyekan kerja tangan, misalnya dengan alat pemintalnya yang terkenal).

Gandhi lalu mengingatkan Uskup bahwa ia tidak dapat mempercayai orang-orang biasa untuk menggunakan seluruh waktunya secara bermanfaat atas dasar kekuatan dari peribahasa kuno: “Setan selalu menemukan beberapa pekerjaan untuk dilakukan oleh tangan-tangan yang menganggur.” Tapi Bapa Uskup bersungut : “Lihat disini,” katanya, “Saya tidak melakukan kerja tangan lebih dari satu jam sehari. Waktu selebihnya saya gunakan untuk pencapaian intelektual.”

“Saya tahu,” jawab Gandhi sambil tertawa, “tapi bila semua orang menjadi Uskup, maka Anda akan kehilangan pekerjaan...”

"Jika saya tidak memiliki rasa humor, mungkin sejak lama saya sudah bunuh diri.” Kata Gandhi.

0 komentar:

Posting Komentar