HYUGA, JEPANG–Tidak kuasa menahan haru yang mendalam, ibu kandung Endang Aripin, Ny. Saeni binti Cala jatuh pingsan setelah sebelumnya menangis histeris menyebut nama putranya yang tewas di pantai kota Hyuga Provinsi Miyazaki, Jepang.
Setelah beberapa lama, Saeni yang sudah siuman dengan dipapah putrinya, kembali mendatangi pantai menemui suaminya. Sambil menggenggam karangan bunga di tangan masing-masing, mereka memanjatkan doa untuk Endang. Setelah itu mereka melemparkan karangan bunga tersebut ke laut disaksikan belasan wartawan lokal Jepang.
“Pergilah nak, kami rela kini...” ujar Saeni sambil menangis.
Endang Aripin, adalah pekerja magang asal Indonesia yang tewas demi menyelamatkan dua remaja putri Jepang yang terseret arus laut pada Agustus 2007. Setelah menyelematkan kedua remaja putri itu, Endang justru terseret arus dan akhirnya meninggal. Jasadnya baru ditemukan dua hari kemudian.
Saat itu, ketika Endang sedang berjalan-jalan di tepi pantai Isegahama Provinsi Miyazaki dekat tempatnya magang, lulusan SMK Pelayaran Cirebon ini melihat ada dua orang remaja putri Jepang terseret ombak besar yang tiba-tiba datang. Tanpa banyak pikir, terdorong jiwa sosialnya yang tinggi, Endang langsung mencebur ke air dan mengejar korban.
Tak main-main, lokasi yang ditempuh Endang untuk mengambil korban sekitar 60 meter dari tepi pantai. Dan saat itu kondisi air sedang sangat buruk. Tapi perjuangan keras Endang berhasil membawa korban kembali ke tepian.
Namun naas bagi Endang, ombak yang lebih besar kembali datang dan menyambarnya ke tengah setelah kelelahan membawa korban. Tragis. Korban yang ditolongnya selamat, sementara Endang harus menyerahkan nyawanya di tempat yang sangat jauh dari tempat kelahirannya, Cirebon. Jasad Endang Aripin baru ditemukan dua hari kemudian oleh pihak penjaga pantai dan kepolisian Jepang.
Berita orang asing mempertaruhkan nyawanya bagi warga lokal, segera menyebar luas di Jepang. Apresiasi masyarakat dan pemerintah Jepang pun datang.
Keluarga Endang diundang ke Jepang untuk menerima penghargaan dan ucapan terima kasih dari pemerintah dan kekaisaran Jepang. Endang juga ditasbihkan sebagai pahlawan masyarakat Jepang pada hari Pahlawan Nasional Jepang, pada 28 Oktober 2008.
Ditengah kesedihannya yang mendalam, Ayah Endang, Wasji, menyatakan terima kasihnya atas penghargaan yang diterima keluarganya, bahkan Endang diberikan penghormatan sebagai pahlawan masyarakat Jepang dalam upacara khusus.
"Kepergian putra kami," kata petani asal Cirebon itu, "ternyata bisa memberikan makna bagi orang Jepang. Walaupun kami sangat kehilangan, namun saat tahu dia berkorban nyawa untuk orang
lain, kami mengikhlaskannya." kata Wasji tabah.
Dubes RI untuk Jepang, Jusuf Anwar mengatakan tindakan Endang Aripin telah mengharumkan nama Indonesia dan menunjukkan semangat berkorban dan jiwa kemanusiaan yang saat ini justru semakin menipis di kalangan pemuda Indonesia. "Kita patut berbangga ada pemuda Indonesia yang mendapat tempat di hati rakyat dan pemerintah Jepang secara khusus. Apa yang ditunjukkan Endang Aripin merupakan pengorbanan yang meninggikan citra Indonesia," kata Dubes RI.
Kisah Endang juga diabadikan oleh dua orang sutradara film Jepang dalam film dokumenter berdurasi 1 jam, mewakili ungkapan terima kasih masyarakat Jepang atas kisah heroik Endang.
0 komentar:
Posting Komentar